Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Seri Petrologi Batuan Beku: Diorit

Informasi Umum Mengenai Diorit

Nama diorit berasal dari bahasa Yunani Dioritas (yang berarti membedakan atau memisahkan) merujuk pada suatu jenis batuan “dengan kandungan sialik dan femik yang unik”. Terminologi ini digunakan kali pertama oleh R.J. Hauy pada tahun 1822 untuk mendeskripsikan suatu batuan yang terbentuk dari mineral berwarna putih (feldspar) dan mineral berwarna gelap (amfibol atau piroksin). Kemudian J.F.L. Haussmann dan G. Rose membatasi penggunaan istilah ini hanya untuk batuan yang secara esensial berkomposisi plagioklas-amfibol. 

Diorit memiliki butir kasar, batuan beku intrusif ini berkomposisi intermediet di antara granit dan gabro. Diorit berkomposisi utama mineral plagioklas feldspar, amfibol dan piroksin dengan sejumlah kecil mika biotit serta kandungan kuarsa yang sangat kecil. Zirkon, apatit, sphene, magnetit, ilmenit dan sulfida hadir sebagai mineral aksesori. Variasi diorit yang mengandung hornblenda dan mineral-mineral gelap lainnya dalam jumlah kecil disebut leukodiorit. 

Pada dasarnya komposisi diorit terdiri dari mineral-mineral silikat plagioklas   feldspar (umumnya andesin), biotit, hornblenda dan atau piroksin
Pada dasarnya komposisi diorit terdiri dari mineral-mineral silikat plagioklas feldspar (umumnya andesin), biotit, hornblenda dan atau piroksin (alexstrekeisen.it)

Ketika olivin dan augit kaya besi hadir di dalamnya, batuan ini bertransisi menjadi ferrodiorit, yang merupakan batuan transisi ke gabro. Kehadiran kuarsa yang signifikan membuat batuan ini disebut diorit-kuarsa (dengan kandungan kuarsa >5%) atau tonalit (kandungan kuarsa >20%). Jika ortoklas (potasium feldspar) hadir dengan jumlah lebih dari 10% maka disebut monzodiorit atau granodiorit.
Batuan diorit dapat berasosiasi baik dengan intrusi batuan granit atau gabro, yang mana ketiganya dapat berpadu/berkombinasi. Diorit terbentuk dari hasil partial melting dari batuan mafik di atas zona subduksi. Diorit umumnya terbentuk di volcanic arc dan pada tubuh gunung cordilleran seperti Pegunungan Andes dalam bentuk batholit- batholit raksasa. Batuan beku ekstrusif dengan komposisi yang sama dengan diorit adalah andesit. Variasi diorit dengan pola orbicular yang ditemukan di Korsika disebut corsite.

Komposisi dan Pemanfaatan Diorit

Pada dasarnya komposisi diorit terdiri dari mineral-mineral silikat plagioklas feldspar (umumnya andesin), biotit, hornblenda dan atau piroksin. Komposisi kimiawi dari diorit adalah intermediet, di antara mafik gabro dan felsik granit. Batuan jenis ini dapat mengandung sejumlah kecil kuarsa, mikroklin dan olivin. Zirkon, apatit, titanit, magnetit, ilmenit dan sulfida dapat ditemukan juga sebagai mineral asesori. Batuan ini biasa digunakan sebagai material pembangunan jalan, gedung serta penguat drainase untuk mencegah erosi.

Pembentukan Diorit

Partial melting yang terjadi di lempeng samudera menghasilkan magma basaltik yang bergerak naik ke permukaan dan mengintrusi batuan granitik pada lempeng benua. Kemudian magma basaltik bercampur dengan magma granitik atau melelehkan batuan granit seiring pergerakannya melewati lempeng benua. Hal ini menghasilkan suatu cairan intermediet dengan komposisi antara basalt dan granit. Diorit terbentuk jika cairan tersebut terkristalisasi di bawah permukaan Bumi.

Tekstur Diorit

Diorit memiliki tekstur kristal berbutir kasar yang mengindikasikan proses pendinginannya berlangsung perlahan dan jauh di bawah permukaan Bumi. Proses pembekuan yang berlangsung lama ini memberikan cukup waktu bagi kristal untuk terbentuk ke dalam ukuran yang dapat diamati dengan mata biasa. Ukuran kristal yang terbentuk lebih besar dari 1mm. 

Sampel salah satu variasi diorit dengan pola orbicular yang unik. Dikarenakan   batuan beku intermediet ini ditemukan di wilayah Korsika maka disebut corsite
Sampel salah satu variasi diorit dengan pola orbicular yang unik. Dikarenakan batuan beku intermediet ini ditemukan di wilayah Korsika maka disebut corsite (alexstrekeisen.it)

Diorit dan Andesit

Diorit memiliki tekstur faneritik atau kristalnya berbutir kasar, serta terbentuk di kedalaman Bumi dimana magma andesitik memiliki banyak waktu untuk mengkristal. Kondisi ini menyebabkan lebih banyak perpindahan ion yang akhirnya membentuk kristal berukuran lebih besar dari pada yang ditemukan pada andesit.

Andesit biasanya terbentuk di dekat permukaan Bumi. Walaupun pembentukannya bukan secara vulkanis (yang dalam kasus tersebut akan terbentuk sebagai pumis atau obsidian), namun andesit membutuhkan proses kristalisasi yang lebih cepat. Hal ini menyebabkan andesit memiliki tekstur afanitik atau kristalnya berbutir halus sehingga mudah dibedakan dengan diorit

Diorit dan granodiorit

Granodiorit memiliki kristal dengan ukuran sedang hingga kasar. Batuan ini terdiri dari kuarsa dan sangat berbeda dengan granit karena memiliki lebih banyak plagioklas feldspar dibandingkan ortoklas feldspar; mineral-mineral penyusun lainnya termasuk hornblenda, biotit dan augit. Plagioklas (andesin) yang hadir biasanya berbentuk kristal kembar, terkadang juga ditemukan seluruhnya terselubung melalui ortoklas. Proses pembentukan dan keterdapatan, kenampakan fisik dan komposisi mineral serta tekstur dari granodiorit sangat mirip dengan granit. Hanya saja granodiorit memiliki warna lebih gelap karena pengaruh plagioklas di dalamnya.  

 

Sumber:

https://geologyscience.com/rocks/igneous-rocks/diorite/

http://www.alexstrekeisen.it/english/pluto/diorite.php

Post a Comment

0 Comments