1. Pengertian
Secara umum, peta adalah penggambaran
dua dimensi (pada bidang datar) keseluruhan atau sebagian dari permukaan bumi
yang diproyeksikan dengan perbandingan/skala tertentu. Peta sendiri, kemudian
berkembang sesuai dengan kebutuhan dan penggunaannya, salah satunya adalah peta
geomorfologi yang digunakan seorang geologist untuk menggambarkan/memberikan
dan mengkaji informasi tentang bentang alam suatu daerah. Untuk membuat suatu
peta geomorfologi, biasanya geologist menggunakan peta topografi.
contoh peta geomorfologi
yang dibuat oleh kartograf luar negeri
2 Peta Topografi
2.1 Pengertian
Berasal dari bahasa yunani, topos yang berarti tempat dan graphi yang berarti menggambar. Peta
topografi memetakan tempat-tempat dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari
permukaan laut menjadi bentuk garis-garis kontur, dengan satu garis kontur
mewakili satu ketinggian. Walaupun peta topografi memetakan tiap interval
ketinggian tertentu, namun disertakan pula berbagai keterangan pula yang akan
membantu untuk mengetahui secara lebih jauh mengenai daerah permukaan bumi yang
terpetakan tersebut.
Peta topografi memetakan tempat-tempat
dipermukaan bumi yang berketinggian sama dari permukaan laut menjadi
bentuk garis-garis kontur, dengan satu
garis kontur mewakili satu ketinggian. Peta topografi mengacu pada semua
ciri-ciri permukaan bumi yang dapat diidentifikasi, apakah alamiah atau buatan,
yang dapat ditentukan pada posisi tertentu. Oleh sebab itu, dua unsur utama
topografi adalah ukuran relief (berdasarkan variasi elevasi axis) dan ukuran
planimetrik (ukuran permukaan bidang
datar). Peta topografi menyediakan data yang diperlukan tentang sudut
kemiringan, elevasi, daerah aliran sungai, vegetasi secara umum dan pola urbanisasi. Peta topografi
juga menggambarkan sebanyak mungkin
ciri-ciri permukaan suatu kawasan tertentu dalam batas-batas skala.
Baca juga:
Pengertian Stratigrafi, Lengkap!
Palinologi: Ilmu yang mempelajari tentang Palinomorf
Cara Membuat Kolom Litologi di Buku Catatan Lapangan
Baca juga:
Pengertian Stratigrafi, Lengkap!
Palinologi: Ilmu yang mempelajari tentang Palinomorf
Cara Membuat Kolom Litologi di Buku Catatan Lapangan
Peta
topografi dapat juga diartikan sebagai peta yang menggambarkan kenampakan alam
(asli) dan kenampakan buatan manusia, diperlihatkan pada posisi yang benar.
Selain itu peta topografi dapat diartikan peta yang menyajik an informasi
spasial dari unsur-unsur pada muka bumi dan di bawah bumi meliputi, batas
administrasi, vegetasi dan unsur-unsur buatan manusia.
Peta topografi ialah peta yang
menunjukkan keadaan muka bumi sebuah kawasan, selalunya menggunakan garisan
kontur dalam peta modern. Peta topografi mestilah mempunyai garisan lintang dan
garisan bujur dan titik pertemuannya menghasilkan koordinat. Koordinat ialah
titik persilangan antara garisan lintang
dan bujur.
Peta topografi yang piawai biasanya
menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini dapat menunjukkan sesebuah
kawasan seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna. Peta topografi
memiliki beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi.
Peta topografi yang piawai biasanya
menggunakan skala 1:50,000. Skala seperti ini dapat menunjukkan sebuah kawasan
seluas Putrajaya dengan lebih lengkap dan sempurna. Peta topografi memiliki
beberapa kesamaan dan perbedaan dengan peta rupa bumi. Peta topografi dapat
digunakan untuk berbagai macam tujuan, serta dapat digunakan sebagai peta dasar
(base map) dalam pembuatan peta
tematik, seperti peta arkeologi dan peta turis (lihat Prihandito 1989: 17).
Dalam survei arkeologi, peta topografi berguna untuk memperoleh gambaran umum
tentang wilayah yang diteliti. Dalam kondisi tertentu, misalnya medan survei yang
terlalu berat, peta yang sudah ada dapat dipakai untuk memplotkan temuan arkeologis. Pemetaan
tersebut, meskipun hanya bersifat sementara, sangat efektif untuk menyimpan dan menyelamatkan data arkeologis
(Hascaryo dan Sonjaya 2000: 1).
Peta topografi adalah peta yang memiliki
informasi tentang ketinggian permukaan tanah pada suatu tempat terhadap
permukaan laut, yang digambarkan dengan garis-garis kontur. Informasi topografi
yang terdapat pada peta topografi dapat digunakan untuk membuat model tiga dimensi
dari permukaan tanah pada peta tersebut. Dengan model tiga dimensi maka objek
pada peta dilihat lebih hidup seperti pada keadaan sesungguhnya di alam,
sehingga untuk menganalisa suatu peta topografi dapat lebih mudah dilakukan.
Sebagai bagian dari komunitas ahli ilmu kebumian, kita pasti sudah tidak asing
lagi dengan peta topografi. Peta topografi ini penting, karena sebagai peta
dasar, nantinya dapat digunakan sebagai dasar bagi pengembangan sebagai
peta-peta tematik lainnya.
contoh peta topografi yang umumnya digunakan sebagai peta
dasar untuk pembuatan berbagai jenis peta tematik
Di Indonesia, khususnya pada tambang
batubara, di mana keberadaan potensi batubaranya masih banyak yang dijumpai pada kedalaman kecil (dangkal),
maka tambang terbuka adalah pilihan yang paling tepat dan ekonomis. Tetapi di
Jepang, di mana peraturan tentang perubahan bentang alam (morfologi) sangat
ketat, semua tambang batubara yang beroperasi pada abad 20,menerapkan tambang
bawah tanah. Ketetapan tersebut juga mensyaratkan potensi batubara yang berada
pada kedalaman 250 meter di bawah dasar cekungan air (laut maupun danau)
tidak boleh ditambang. Dalam hal ini
peta topografi tidak akan banyak gunanya bagi perencanaan tambang, kecuali
untuk penempatan fasilitas-fasilitas
tambang yang memang harus berada di permukaan.
Untuk kebutuhan perencanaan tambang
terbuka, peta topografi memegang peranan sentral, karena dari sini nantinya
akan diturunkan beberapa satuan peta, seperti:
1. Peta
hasil eksplorasi, yang memuat informasi tentang posisi singkapan batubara,
posisi titik bor, dll.
2. Peta
ketebalan batubara
3. Peta
ketebalan overburden
4. Peta
distribusi fungsi kualitas, misalnya kadar sulfur, distribusi kalori, dll.
5. Peta
jalan tambang dan kemiringan lereng
6. Peta
kemajuan tambang
7. Peta
perencanaan drainase tambang (peta penyaliran) Dan lain-lain
Salah satu peta
tematik yang memanfaatkan informasi geomorfologi
2.2 Bagian-bagian Peta
Topografi
1.
Judul Peta
Judul peta ada dibagian tengah atas.
judul peta menyatakan lokasi yang ditunjukkan oleh peta yang bersangkutan,
sehingga lokasi yang berbeda akan mempunyai judul yang berbeda pula.
2.
Nomor Peta
Nomor peta biasanya dicantumkan di
sebelah kanan atas peta. Selain sebagai nomor regisrtasi dari badan pembuat,
nomor peta juga berguna sebagai petunjuk
jika kita memerlukan peta daerah lain disekitar suatu daerah yang
terpetakan. Biasanya di bagian bawah disertakan pula lembar derajat yang
mencantumkan nomor-nomor peta yang ada di sekeliling peta tersebut.
3.
Koordinat Peta
Koordinat adalah kedudukan suatu
titik pada peta. Koordinat ditentukan
dengan menggunakan sistem sumbu, yaitu garis-garis yang saling berpotongan
tegak lurus. Sistem koordinat yang resmi
dipakai ada dua, yaitu :
a.
Koordinat Geografis
Sumbu yang digunakan adalah garis bujur
(bujur barat dan bujur timur) yang tegak
lurus terhadap katulistiwa, dan garis lintang (lintang utara dan lintang
selatan) yang sejajar dengan katulistiwa. Koodinat geografis dinyatakan dalam
satuan derajat, menit, dan detik.
b.
Koordinat Grid
Dalam koordinat grid, kedudukan suatu
titik dinyatakan dalam ukuran jarak terhadap suatu titik acuan. Untuk
wilayah Indonesia, titik acuan
nol terdapat disebelah barat Jakarta (60 derajat LU, 68 derajat BT). Garis
vertikal diberi nomor urut dari selatan ke utara, sedangkan garis horizontal
diberi nomor urut dari barat ke timur. Sistem koordinat mengenal penomoran
dengan 6 angka, 8 angka dan 10 angka. Untuk daerah yang luas dipakai penomoran
6 angka, untuk daerah yang lebih sempit
digunakan penomoran 8 angka dan 10 angk a (biasanya 10 angka dihasilkan oleh
GPS).
4.
Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan antara
jarak pada peta dengan jarak horizontal
di lapangan. Ada dua macam cara penulisan skala, yaitu :
a.
Skala angka, contoh : 1:25.000 berarti 1 cm jarak di peta = 25.000 cm (250 m)
jarak horizontal di medan sebenarnya.
b.
Skala garis, contoh: berarti tiap bagian sepanjang blok garis mewakili 1 km
jarak horizontal.
5.
Legenda Peta
Legenda peta biasanya disertakan pada
bagian bawah peta. Legenda ini memuat simbol-simbol yang dipakai pada peta
tersebut, yang penting diketahui : triangulasi, jalan setapak , jalan raya, sungai,
pemukiman, ladang, sawah, hutan dan lainnya. Di Indonesia, peta yang umumnya
digunakan adalah peta keluaran Direktorat Geologi Bandung, kemudian peta dari
Jawatan Topologi, atau yang sering disebut peta AMS (American Map Service)
dibuat oleh Amerika dan rata-rata dikeluarkan pada tahun 1960. Peta AMS
biasanya berskala 1:50.000 dengan interval kontur (jarak antar k ontur) 25 m. Selain itu ada peta
keluaran Bakosurtanal (Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional) yang
lebih baru, dengan skala 1:50.000 atau 1:25.000 (dengan interval k ontur
12,5m). Peta keluaran Bakosurtanal biasanya berwarna.
6.
Tahun Peta
Peta topografi
juga memuat keterangan tentang tahun pembuatan peta tersebut, semakin baru
tahun pembuatannya, maka data yang disajikan semakin akurat.
7.
Arah Peta
Hal yang perlu diperhatikan adalah arah
Utara Peta. Cara paling mudah adalah dengan memperhatikan arah huruf-huruf
tulisan yang ada pada peta. Arah atas tulisan adalah Arah Utara Peta. Pada
bagian bawah peta biasanya juga terdapat petunjuk arah utara yaitu :
a.
Utara sebenarnya/True North : yaitu
utara yang mengarah pada kutub utara bumi.
b.
Utara Magnetis/Magnetic North : yaitu
utara yang ditunjuk oleh jarum magnetis kompas, dan letaknya tidak tepat di kutub utara bumi.
c.
Utara Peta/Map North : yaitu arah
utara yang terdapat pada peta. Kutub utara magnetis bumi letaknya tidak bertepatan dengan kutub utara bumi. Karena
pengaruh rotasi bumi, letak kutub magnetis bumi bergeser dari tahun ke tahun.
Oleh karena itu, untuk keperluan yang menuntut ketelitian perlu
dipertimbambangkan adanya iktilaf(deklinasi) peta, iktilaf magnetis, iktilaf
peta magnetis, dan variasi magnetis.
1. Deklinasi
Peta: adalah beda sudut antara sebenarnya dengan utara peta. Ini terjadi karena
perataan jarak paralel garis bujur peta
bumi menjadi garis koordinat vertikal yang digambarkan pada peta.
2. Deklinasi
Magnetis: Selisih beda sudut utara sebenarnya dengan utara magnetis
3. Deklinasi
Peta magnetis: Selisih besarnya sudut utara peta dengan utara magnetis bumi.
4. variasi
Magnetis: perubahan/pergeseran letak kutub magnetis bumi pertahun.
Contoh peta geomorfologi lengkap dengan bagian-bagian pelengkapnya
2.3 Kontur
Kontur adalah garis khayal yang
menghubungkan titik-titik yang berketinggian sama dari permukaan laut,
sifat-sifat garis kontur adalah :
1. Satu
garis kontur mewakili satu ketinggian tertentu.
2. Garis
kontur berharga lebih rendah mengelilingi garis kontur yang lebih tinggi.
3. Garis
kontur tidak berpotongan dan tidak bercabang.
4. Interval
kontur biasanya 1/2000 kali skala peta.
5. Rangkaian
garis kontur yang rapat menandakan permukaan bumi yang curam/terjal, sebaliknya
yang renggang menandakan permukaan bumi yang landai.
6. Rangkaian
garis kontur yang berbentuk huruf
"U" menandakan punggungan gunung.
7. Rangkaian
garis kontur yang berbentuk huruf
"V" terbalik menandakan suatu
lembah/jurang.
A.
Membaca garis kontur
1. Punggungan
Gunung
Punggungan
gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf “U” dimana Ujung dari huruf “U”
menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek dari kontur diatasnya.
2. Lembah
atau Sungai
Lembah
atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk “n” (huruf “V” terbalik ) dengan Ujung yang
Tajam.
3. Daerah
landai datar dan terjal curam
Daerah
datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis
konturnya rapat.
B.
Menghitung harga interval kontur
Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan
interval konturnya 25 meter. Untuk
mencari interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk semua peta,
pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000, tertera dalam
legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus 1/2500 x skala
peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang baku, namun
dapat dicari dengan:
Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan.
Misalnya titik A dan B Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B) Hitung jumlah kontur antara A
dan B Bagilah selisih ketinggian
antara A-B dengan jumlah kontur
antara A-B hasilnya adalah
interval kontur.
Seorang geologis
dituntut untuk dapat jeli membaca garis kontur dan mengintepretasikannya
3 Kemiringan Lereng
3.1 Pengertian
Kemiringan
lereng adalah tingkat kemiringan suatu daerah yang diproyeksikan pada satuan
derajat atau persen, dan Van Zuidam sendiri mengelompokkan satuan kemiringan
tersebut ke dalam beberapa kelompok, dan disimbolkan melalui warna-warna
khusus.
3.2 Langkah Kerja
1. Mencari skala peta dari garis kontur
Rumus:
Skala = CI x 2000 m
CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka ketinggian kontur di garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis yangbawahnya.
Contoh:
Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala peta tersebut?
Jawab:
CI = 100 meter
Skala = CI x 2000 m
= 100 m x 2000 m
= 200.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000
1. Mencari skala peta dari garis kontur
Rumus:
Skala = CI x 2000 m
CI adalah kontur interval / beda tinggi yang didapat dari pengurangan angka ketinggian kontur di garis atas dikurangi angka ketinggian kontur di garis yangbawahnya.
Contoh:
Diketahui dari sebuah peta, selisih garis antar kontur adalah 100 meter. Berapa skala peta tersebut?
Jawab:
CI = 100 meter
Skala = CI x 2000 m
= 100 m x 2000 m
= 200.000
Jadi skala peta tersebut adalah 1:200.000
2. Mencari kontur
interval/beda tinggi (CI)
Rumus:
CI = 1/2000 x skala
Contoh:
Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut?
Jawab:
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 100.000
= 50
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter
3. Mencari tinggi kontur pada titik tertentu
Rumus:
d1/d2 x CI + tc atau
BC/AC x CI + tc
Rumus:
CI = 1/2000 x skala
Contoh:
Diketahui skala peta topografi adalah 1:100.000. Berapa beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut?
Jawab:
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 100.000
= 50
Jadi, beda tinggi antar kontur dalam peta tersebut adalah 50 meter
3. Mencari tinggi kontur pada titik tertentu
Rumus:
d1/d2 x CI + tc atau
BC/AC x CI + tc
d1 =jarak B-C pada peta
d2 =jarak A-C pada peta
CI =kontur interval/beda tinggi
tc =angka kontur C / di bawah jarak ke-1
Contoh:
Jarak antara kontur A ke kontur B pada peta adalah 5 cm, sedangkan jarak antara kontur B ke kontur C adalah 3 cm. Titik kontur A berketinggian 50 meter dan titik kontur C berketinggian 25 meter. Skala peta adalah 1:50.000. Berapa ketinggian kontur B pada peta tersebut?
Jawab:
Cari dahulu kontur intervalnya (CI)
CI = 1/2000 x skala
= 1/2000 x 50.000
= 25 meter
d1= B-C = 3 cm
d2 = A-C = (B-C) + (A-B) = 3 + 5 = 8 cm
Kx = d1/d2 x CI + tc
= 3/8 x 25 meter + 25 meter
=75/8 x 25 meter
= 34,375 meter
Jadi, ketinggian titik B pada peta tersebut adalah 34,4 meter
4. Mencari beda tinggi dalam satuan persen
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 100 %
Contoh;
Diketahui titik kontur X berketinggian 225 meter dan titik Y berketinggiann 125 meter. Jarak antara X-Y pada peta dengan skala 1:50.000 adalah 4 cm. Berapa persen kemiringan lereng X-Y?
Jawab:
Rumus: Beda Tinggi/jarak x 100 %
Beda tinggi X-Y = 225 - 125 meter
= 100 meter
= 10.000 cm
Jarak X-Y pada peta 4 cm
Jarak sebenarnya= jarak x skala
= 4 x 50.000
= 200.000 cm
Kemiringan Lereng X-Y adalah
= Beda tinggi / jarak x 100 %
= 10.000/200.000 x 100 %
= 5 %
Jadi, kemiringan lereng X-Y adalah 5 %
5. Mencari beda tinggi dalam satuan derajat
Rumus:
Kemiringan lereng = Beda tinggi/jarak x 1 derajat
Contoh soal sama seperti di atas. Hanya saja satuan persen (%) diganti dengan satuan derajat.
4 Penampang
4.1 Penampang
Penampang adalah hasil proyeksi dua
dimensi (berupa kenampakan muka bumi/bentang alam) berdasarkan data pada peta
topografi. Penampang yang dimaksudkan di sini adalah penampang Geomorfologi,
sekalipun ada pula penampang Geologi. Penampang Geomorfologi memberi informasi
mengenai bentuk lahan pada peta topografi, berupa garis dengan warna
berdasarkan klasifikasi bentang alam Van Zuidam.
Baca juga:
Pengertian Stratigrafi, Lengkap!
Palinologi: Ilmu yang mempelajari tentang Palinomorf
Cara Membuat Kolom Litologi di Buku Catatan Lapangan
Baca juga:
Pengertian Stratigrafi, Lengkap!
Palinologi: Ilmu yang mempelajari tentang Palinomorf
Cara Membuat Kolom Litologi di Buku Catatan Lapangan
4.2 Langkah Kerja
Pada perencanaan perjalanan dengan
menggunakan peta topografi, sudah tentu titik
awal dan titik akhir akan diplot
di peta. Sebelum berjalan catatlah:
1. Koordinat
titik awal (A)
2. Koordinat
titik tujuan (B)
3. Sudut
peta antara A - B
4. Tanda
medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A - B
5. Berapa
panjang lintasan antara A - B dan berapa kira-kira waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan lintasan A - B
Hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan suatu operasi adalah kita harus tahu titik awal keberangkatan kita,
baik di medan maupun di peta. Gunakan tanda medan yang jelas baik di medan dan
peta. Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan tanda
medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh
selama 60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit. Lakukan orientasi
dan resection, bila keadaannya
memungkinkan. Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi
medan dan perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan
lainnya-lainnya.
Panjang
lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan lintasan
dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang disesuaikan
dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta) memperlihatkan
kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk
peta. Panjang lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta,
maka akan didapatkan panjang lintasan sebenarnya.
contoh peta
geomorfologi lengkap dengan penampangnya. Cermati bagaimana penampang
direkonstruksi berdasarkan garis sayatan dengan titik-titik koordinatnya
2.4 Plotting
Plotting adalah menggambar atau membuat
titik, membuat garis dan tanda-tanda tertentu di peta. Plotting berguna bagi
kita dalam membaca peta. Misalnya Tim Camp berada pada koordinat titik A (3989 : 6360) + 1400 mdpl. Basecamp
memerintahkan tim Camp agar menuju koordinat titik T (4020 : 6268) + 1301 mdpl. Maka
langkah-langkah yang harus dilakukan adalah:
1. Plotting
koordinat T di peta dengan
menggunakan konektor. Pembacaan dimulai dari sumbu X dulu, k emudian sumbu Y,
didapat (X:Y).
2. Plotting
sudut peta dari A k e T, dengan cara tarik garis dari A ke T, kemudian dengan busur derajat/kompas orientasi ukur besar sudut A - T dari titik A ke arah garis AT.
Pembacaan sudut menggunakan sistem Azimuth (0" - 360°) searah putaran
jarum jam. Sudut ini berguna untuk
mengorientasikan arah dari A
k e T.
3. Interprestasi
peta untuk menentukan lintasan yang efisien dari A menuju T.
Interprestasi ini dapat berupa garis lurus ataupun berkelok-kelok mengikuti jalan setapak, sungai ataupun
punggungan. Harus dipahami betul bentuk garis-garis kontur. Plotting lintasan
dan memperkirakan waktu tempuhnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu
tempuh:
a. Kemiringan
lereng dan Panjang lintasan
b. Keadaan
dan kondisi medan (misalnya hutan lebat, semak
berduri atau pasir)
c. Keadaan
cuaca rata-rata
d. Waktu
pelaksanaan (pagi, siang atau malam)
e. Kondisi
fisik dan mental serta perlengkapan yang dibawa.
G.
Membaca Koordinat
Cara
menyatakan koordinat ada dua cara, yaitu:
1. Cara
koordinat peta
Menentukan koordinat ini dilakukan di
atas peta dan bukan di lapangan. Penunjukan koordinat ini meggunakan:
·
Sistem Enam Angka,
misalnya: koordinat titik A (374:622),
titik B (377:461)
·
Cara Delapan Angka, misalnya:
koordinat titik A (3740:6225), titik B (3376:4614)
2. Cara
Koordinat Geografis
Untuk
Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106° 44' 27,79". Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan
adalah kota Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan
sebaliknya. Sebagai patokan letak
lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat geografis yang perlu diperhatikan
adalah petunjuk letak peta.
0 Comments