Keberadaan samudera atau lautan
memainkann peran penting dalam dinamika geologi, baik dalam membentuk muka bumi
maupun susunan batuan sedimen pada daerah tertentu. Salah satu fenomena yang
mempengaruhi dinamika tersebut adalah peristiwa transgresi dan regresi laut. Kedua kejadian alam ini terkadang disalahpahami sebagai kejadian pasang-surut air laut seperti yang dapat diamati
sehari-hari. Pasang-surut muka air laut pada umumnya dipengaruhi oleh gravitasi
bulan dan terjadi dalam waktu singkat, serta memiliki periode tertentu yang
dapat diprediksi. Sebaliknya, transgresi dan regresi dipicu oleh aktivitas
tektonik maupun kejadian klimatologis dalam cakupan wilayah luas dalam jangka
waktu bertahun-tahun, sehingga dianggap tidak mudah untuk diperkirakan secara pasti.
Proses pengendapan sedimen di lingkungan laut dangkal dan pesisir dikontrol oleh energi yang terbentuk pada titik di
atas daerah paparan benua. Energi yang berada pada lingkungan ini amat dipengaruhi oleh tingkat kedalaman air laut. Sehingga,
setiap perubahan yang terjadi pada ketinggian muka air akan diikuti pula dengan
perubahan kedalaman air pada titik di atas paparan benua. Selanjutnya, proses simultan ini
membentuk energi baru dengan tingkatan tertentu, baik semakin kuat energinya ataupun semakin
lemah. Kondisi ini pada umumnya mendorong terjadinya sortasi ukuran
material sedimen yang dapat terendapkan atau sebaliknya. Alhasil, sedimen yang
terendapkan akan membentuk suatu fasies yang berbeda dengan pola strata
sebelumnya.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-nE4yzPt78hqVh5AtjL7kebrhxqQxVlFEugy5QbfJCn2lU76Ec5EI4IObgx30bx7qIOrvR8DdocssIqD1O9rpitJ1-k-NVsAWIOrRaVQB2tLoPfjqWb63zAB0DFe0BlZORSIby-kk2j0/s320/transgression.jpg)
Pada kejadian ini akan dijumpai
sedimen laut (lempung dan batugamping) yang diendapkan di atas sedimen
lingkungan pantai asal darat (pasir). Kejadian ini membentuk suatu sekuen yang terdiri
dari (dari bawah ke atas): pasir - lempung - batugamping. Fenomena transgresi secara
maksimum terjadi ketika sedimen yang paling halus (lempung) mencapai titik
terjauh ke arah darat.
Regresi laut adalah suatu proses
geologi yang terjadi ketika wilayah dasar laut yang terbenam terekspos ke permukaan
air laut. Pola ini berbanding terbalik dengan peristiwa transgresi laut yang terjadi
ketika luapan air dari lautan menutupi daerah yang sebelumnya merupakan wilayah
daratan.
![](https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgjzi7U2cqI4j2qPu53bpFgFKwDmPzTE3XOn7XbC9eO_MVQ4X026-zHsd5dg2luZG8_4IHtpqcnd5a7y9oulCFy4nn17o04UWc1NiF1cQeWeE2tZuqsXsgE1xBucTR9x7dQy7rCWd0zsPE/s320/regression.jpg)
Perlu diingat bahwa proses yang dijelaskan ini merupakan suatu framework yang ideal. Proses di atas dapat terjadi tanpa memperhitungkan faktor-faktor lain seperti keberagaman litologi yang terdapat pada lingkungan sekitar, struktur geologi, sedimentologi, klimatologi, dsb. Dengan kata
lain, anda tidak akan selalu menjumpai batugamping pada daerah yang dahulu diduga merupakan bagian dari wilayah laut, malah sebaliknya, anda dapat
menemukan konglomerat dan breksi asal darat di daerah tsb.
Diterjemahkan dan disadur dari artikel berjudul How to Identify Transgression and Regression in a Sedimentary Outcrop di www.geologyin.com
0 Comments