Intrusi air laut
menjadi salah satu permasalahan lingkungan yang mempengaruhi banyak sektor di
daerah pesisir laut, terutama mengenai ketersediaan air tanah tawar untuk
kehidupan sehari-hari. Indonesia sebagai negara kepulauan selalu dibayang-bayangi
dengan fenomena ini, namun ancaman ini masih dianggap belum mendapat perhatian
lebih.
Artikel ini hendak
membahas mengenai cara mencegah intrusi air laut: pencegahan maupun penanganannya.
Faktor-faktor penyebab terjadinya intrusi air laut juga diulas secara singkat, serta
dampaknya, yang bukan hanya mempengaruhi kualitas air tanah, namun juga
pengaruh intrusi air laut terhadap bangunan. Beragam metode dapat diterapkan
untuk mencegah intrusi air laut, mulai dari rekayasa bangunan, hingga penangan
alami dengan melestarikan hutan Mangrove yang bisa menghambat terjadinya
intrusi air laut.
PENANGANAN
INTRUSI AIR LAUT
1.
PENDAHULUAN
Dari sudut pandang pertanian dan industri,
daerah pantai atau delta merupakan daerah yang berpotensi ekonomi tinggi.
Sejaka zaman dahulu sudah terdapa daerah-daerah delta yang mempunyai
produktivitas tinggi, seperti daerah delta yang berada di Cina, delta
Sungai Merah di Vietnam Utara, delta-delta di muara dan pedalaman Sungai Indus, Euphrat dan
Tigris, serta yang lebih terkenal lagi adalah delta-delta Sungai Nil dan Sungai
Po (Italia).
Daerah pesisir dan
sekitarnya sesuai dengan letak dan fungsi alami lahannya
seharusnya menerima pasokan air tawar dalam jumlah besar dari aliran-aliran
sungai yang mengarah padanya. Namun sebaliknya, daerah ini malah mengalami
krisis air tawar yang signifikan dari waktu ke waktu akibat penurunan volume dan
kualitas air sungai. Kondisi
ini diperparah dengan air bawah permukaan di daerah pesisir yang cenderung mengalami
penurunan kualitas akibat intrusi air laut. Eksploitasi air tanah yang tidak
terkendali dan penggundulan jalur hijau di daerah ini menjadi factor utama yang
memperburuk intrusi air laut. Maka, diperlukan tindakan-tindakan yang tepat
guna mencegah laju intrusi, sekaligus mengembalikan kondisi alami daerah
pesisir guna mengkonservasi reservoir air tawar bawah permukaan.
Kondisi daerah dimana terjadi intrusi air laut (anonimus) |
2. ANALISIS
INTRUSI AIR ASIN
2.1 Sumber
Air Asin
Ada tujuh macam cara air asin bercampur
dengan air permukaan didaerah delta dan pantai yaitu:
a. Pemasokan
air garam lewat atmosfir
Terdapat sejumlah garam dalam air hujan yang
terbawa oleh angina yang meniup kedarat (kira-kira 20 ppm Cl-). Jumlah garam
yang dipasok dengan cara ini jumlahnya tidak
signifikan jika dibandingakan dengan cara lain, tetapi hal ini tidak boleh diabaikan jika ditinjau dalam kurun waktu geologi (ratusan hingga jutaan tahun).
b. Masuknya
garam lewat pintu pelayaran
Hal ini telah diselidiki oleh Henric Stevin.
Harus dapat dibedakan, antara
jumlah garam yang masuk karena mengisi lock
chamber dengan air laut pada saat permukaan
air laut lebih tinggi dari permukaan kanal yang berisi air tawar. Dengan, jumlah garam dari akibat pertukaran antara air laut dan air tawar dalam lock
chamber, jika pintunya terbuka.
Ilustrasi mengenai masuknya air laut lewat "pintu pelayaran" |
c. Intrusi air
laut ke muara (estuari)
Berdasarkan
percobaan-percobaan yang telah dilakukan secara intensif, belum dapat
dianalisis sepenuhnnya mengenai intrusi air laut ke daerah pesisir. Dalam
beberapa hal (jika tidak ada pasang air laut, pelayaran, yang mempunyai pola yang sama) terbentuk
perlapisan jenis air pada daerah ini, antara air tawar dan air asin yang berada
di dasar sungai.
Terkadang malah tidak terdapat batas lapisan yang tegas antara air tawar
dan air asin, tetapi terjadi percampuran hingga ke derajat
tertentu. Dalam pendekatan klasik, ditinjau dari keseimbangan antara aliran
garam ke arah laut dan aliran kehulu akibat penurunan konsentrasi.
d. Drainase
saline efluen
Air dalam sungai atau waduk di daerah delta
dan pantai dapat terkontaminasi dengan
masuknya rembesan air payau dan air
salin yang berasal intrusi
laut.
e. Kadar garam
dalam air sungai
Beberapa sungai mengalirkan garam dalam
jumlah yang cukup besar misalnya Sungai Rhine, Colorado dan Tigris). Hal Ini dapat disebabkan
oleh : (1)Salinitas alami dari komponen air tanah dari aliran sungai. (2)Aliran
balik (return flow) dari daerah
irigasi disebelah hulu. (3)Pembuangan air sisa rumah tangga. (4)Pembuangan air
sisa industri.
3.
PENGELOLAAN AIR
Metode untuk mengontrol intrusi air laut yang
terjadi pada wilayah yang sangat luas bergantung pada
sumber asal air asin tersebut, luasan dari intrusi air
asin, kondisi geologi lokal, penggunaan air dan faktor
industri serta ekonomi. Tabel berikut merangkum beberapa metode yang umumnya
digunakan untuk memngatasi intrusi air laut dari berbagai macam sumber. Air
tawar bawah permukaan berdasarkan standar kesehatan, dianggap tidak dapat dikonsumsi bila telah
terkontaminasi sebanyak 2% air laut dari total volume air tawar bawah permukaan
tersebut.
Berbagai metode yang diterapkan untuk mengontrol intrusi air laut |
3.1 Tindakan
Pencegahan
Intrusi air garam dapat dicegah atau
dikurangi dengan tindakan-tindakan khusus sebagai berikut.
a. Rintangan tekan
(pneumatic barriers)
Dengan
menyuntikkan gelembung-gelembung udara ke
reservoir air bawah tanah sehingga pertukaran antara air tawar dan
laut dapat dikurangi.
b. Memperbesar
debit sungai dari daerah hulu (dengan memanfaatkan penggunaan
air tidak ekonomis) atau mengurangi kedalaman alur sungai (walaupun dianggap memerlukan biaya tinggi) dan
menutup muara.
c. Perencanaan
waduk pantai. Terdapat dua jenis waduk yang dapat
dibuat: (1)Waduk yang dibuat dari tangki-tangki yang
terbentuk karena bendungan muara-muara dan tidal
inlet. Tangki-tangki tersebut ditempatkan di permukaan tanah secara horisontal atau yang agak miring, dengan cara menimbun
tanah disekitarnya. Saluran-saluran pengeringan air tawar dari daerah sekitarnya dikumpulkan dalam tangki tersebut melalui pemompaan atau gravitasi.
(2)Waduk-waduk pantai, yang prinsip dasarnya
dapat dilihat pada gambar dibawah, ini dibuat dengan memisahkan tidal inlet, teluk atau muara sungai
dengan membangun sebuah bendungan. Pada bendungan tersebut diberi pintu air
untuk membuang air yang berlebihan dari waduk. Jika ke dalam waduk tersebut
dapat dialirkan air tawar dalam jumlah yang cukup besar, maka air waduk
tersebut lambat laun akan menjadi tawar dan cocok untuk digunakan bagi berbagai
tujuan.
3.2 Tindakan
Penanganan
a. Memodifikasi
bentuk pemompaan, merubah lokasi dari pemompaan sumur, secara khusus dengan
memisahkan sumur tersebut pada area lahan, dapat membantu
menstabilkan kekuatan gradient hydraulic kearah
laut. Juga mengurangi frekuensi pemompaan dari sumur yang ada dapat memberikan
efek yang bermanfaat dan sumur-sumur dan
menekan laju intrusi laut.
b. Recharge Buatan.
Level dari air tanah dapat meningkat dan terkontrol
dengan menggunakan metode ini. Recharge
buatan memanfaatkan pelebaran permukaan untuk membuat unconfined
aquifer dan sumur recharge untuk confined aquifer. Metode ini membutuhkan biaya yang besar, terutama dalam penyedian air.
c. Extraction barrier atau palang
ekstraksi. Dibuat dengan mengontrol secara berkelanjutan proses bak
pemompaan dengan garis dari sumur yang
berbatasan dengan laut. Air asin bergerak ke dalam pulau dari arah laut melewati bak, sementara air tawar di
dalam tanah mengalir kearah laut melewati bak. Proses
yang berlangusng dengan menerapkan metode ini ditunjukkan pada gambar 3. Air yang terpompa adalah air payau, dan normalnya akan dibuang kembali ke laut.
Penanganan intrusi air laut dengan Extraction Barrier |
d. Bak/tanggul
Injeksi. Metode ini mengontrol tekanan dari permukaan sepanjang pesisir dengan
garis dari sumur recharge. Metode ini menginjeksi air tawar yang mengalir ke arah
laut dan darat, seperti yang terlihat
pada gambar 4. Tekanan air yang
besar dibutuhkan untuk mengisi sumur recharge. Kombinasi antara Extraction barrier dan Injection Barrier dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah yang air yang akan diinjeksikan dan yang dibuang keluar. Tetapi penerapan
kombinasi metode ini membutuhkan jumlah sumur yang banyak. Kombinasi kedua metode tersebut sudah diterapkan di pesisir laut
selatan California, Amerika
Serikat. Air yang diinjeksi
menjaga bentuk permukaan pizometrik air laut tetap membaji dibelakangan recharge well.
Ilustrasi Injection Barrier |
e. Subsurface Barrier atau
tanggul bawah permukaan. Metode ini diterapkan
dengan cara membangun lapisan impermeable di bawah permukaan secara parallel di daerah pesisir, serta dibangun melewati batas vertikal lapisan akuifer, sehingga dapat secara efektif mencegah
perpindahan dari air laut ke dalam cekungan ar tawar, seperti yang ditunjukkan
pada gambar 5. Material yang digunakan dalam membangun
lapisan impermeable ini adalah lumpur lempung, asphalt yang teremuslikan, grout
semen, bentonite, kalsium akrilik. Resiko dalam pembangunan lapisan ini
adalah kerentanannya terhadap gempa bumi dan erosi kimia. Pembangunan tanggul ini memerlukan biaya yang sangat tinggi juga menjadi salah satu pokok pertimbangan.
Metode pencegahan dengan Lapisan Impermeable Bawah Permukaan |
4. KEADAAN DAERAH PADA PULAU KECIL
Keadaan geohidrologi daerah pulau kecil tentu
berbeda dengan pulau besar. Berikut
beberapa keadaan geohidrologi pulau kecil dan saran mengenai pembuatan sumur atau lubang bor.
1. Sumur atau
lubang bor dibuat agak jauh dari
pesisir pantai, dan pastikan kondisi muka
air pada bawah
permukaan berada di atas permukaan air laut.
2. Sumur atau
lubang bor dibuat jauh dari
pesisir pantai dan dari pembajian muka air laut alami. Tetapi kandungan air
pada akuifer harus lebih banyak dari kemampuan recharge area nya, dan kemampuan
ini harus berlangsung cukup lama.
3. Sumur atau
lubang bor dibuat dekat
dengan pesisir, tapi daerah tersebut tidak
terpengaruh dengan air asin. Terdapat
resiko apabila pemompaan air tanah
tawar lebih besar daripada kemampuan
recharge air tawar, yakni air laut dapat mengkontaminasi
air sumur.
5. PROSES
DESALINASI
Desalinasi adalah proses pengolahan air yang
mengurangi total dissolved salt (TDS)
dalam air (Buros, 1989). Proses Ini dapat
menghasilkan air yang dapat diminum dengan
mengolah air laut atau air payau.
Semua proses desalinasi melibatkan tiga
aliran, satu aliran masuk dan
dua aliran yang lain keluar. Air asin (air asin atau air payau) dimasukkan ke dalam proses desalinasi. Keluaran dari proses ini
adalah air dengan kadar garam rendah (juga disebut sebagai air destilasi) dan
air dengan kadar garam yang tinggi. Air
berkonsentrasi garam tinggi akan dibuang kembali ke laut atau saluran air tanah yang mengalir ke arah laut.
Ada beberapa cara dalam teknik desalinasi, yang pertama adalah destilasi, dan yang kedua menggunakan membrane process.
1. Proses
Destilasi
Proses destilasi terjadi melalui
langkah-langkah berikut: proses penguapan air laut, kemudian uap ditransfer ke
kondensor atau pendingin sehingga proses
kondensasi berlangsung. Untuk memaksimalkan sistem ini secara ekonomis dapat
dilakukan produksi sebanyak mungkin unit untuk proses penguapan, sirkulasi panas sangat
dibutuhkan untuk dilakukan secara terus menerus.
Destilasi dapat dilakukan dalam beberapa cara
Multi Stage Flash (MSF). Dalam proses
ini, air laut yang telah panas dimasukkan kedalam lubang wadah (chamber) tahap pertama dimana tekanan
mengalami penurunan akibat air yang panas, melepaskan uap.
MSF umunya digunakan pada produkai skala sedang hingga besar serta membutuhkan banyak energy untuk proses destilasinya.
Skema proses desalinasi dengan metode Multistage Flash |
2. Proses
Membran
Terdapat dua tipe dari
proses membrane yakni Reverse Osmosis
dan Elektrodialysis.
Membran semi
permeable memisahkan dua jenis air, yakni air murni dan air asin. Air tawar melewati
membrane dalam proses untuk
mengimbangi konsentrasi garam pada kedua sisi membran. Proses ini meniru proses natural pada fluida yang disebut
sebagai osmosis. Proses akan
berhenti ketika tekanan pada air asin diberikan, sehingga membrane akan menyaring molekul padat yang tidak dapat
menembus membran semipermiabel, hal ini disebut sebagai reverse osmosis.
Prinsip dasar Osmosis dan Reverse Osmosis |
Electrodialysis didasarkan pada prinsip bahwa ion dalam garam
bermigrasi ke muatan lain ketika arus elektrik melewati garam terlarut, serta menggunakan membran selektif untuk
memisahkan anion dan kation dari air asin tersebut. Air asin bergerak melewati ruang pada membran yang sempit, yang mana pada bagian luarnya diletakkan elektroda positif dan negatif, seperti
yang ditunjukkan pada gambar 11. Membran didesain sebagai
jalur perpindahan ion, bukan sebagai jalur air yang diproses.
Komponen dasar dari proses Elektrodialysis Plant |
Referensi:
Falkland, A.
1991. Hydrogeology And Water Resources of Small Island : a Practical Guide.
United Nations Educational, Scientific, and Cultural Organization. Paris
Rhaghunath,
H M. Ground Water, Second Edition. Wiley Eastern Limited. India
Soemarto
C.D,.1995. Hidrologi Teknik. Edisi Kedua. Erlangga. Ciracas,Jakarta.
Todd,David
Keith. 1923. Groundwater Hydrology, Second Edition. John Wiley & Sons,Inc.
Canada
2 Comments
Menjual berbagai macam jenis Chemical untuk Boiler,cooling tower chiller dan waste water treatment ,evapator Oli Industri defoamer dll untuk info lebih lanjut tentang produk ini bisa menghubungi saya di email tommy.transcal@gmail.com
ReplyDeleteWA 081310849918
Terima kasih
Terima kasih infonya
ReplyDelete