Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Darimana Asal-Usul Bulan? Peneliti dari Universitas Yale Menjelaskannya

Lebih dari seabad para ilmuwan telah berusaha mengungkap bagaimana bulan yang mengitari Bumi ini dapat terbentuk. Namun para peneliti dari Universitas Yale dan Jepang mungkin memiliki jawaban terhadap misteri ini.

Banyak teori yang beredar bahwa objek angkasa luar seukuran planet Mars pernah bertubrukan dengan Bumi. Material yang terlepas dan berhamburan dari keduanya kemudian membentuk tubuh dasar bulan. Ketika gagasan ini diuji dalam simulasi komputer, ternyata bulan malah mungkin terbentuk dari objek angkasa yang menubruk Bumi. Namun sebenarnya ide pertamalah yang benar, diketahui dari analisa terhadap batuan dari bulan yang dibawa ke Bumi dari misi Apollo mengungkapkan bahwa batuan di bulan pada dasarnya berasal dari Bumi.

Ilustrasi proses pembentukan bulan yang didasarkan pada teori bahwa tubuh bulan terbentuk dari bebatuan yang berasal dari proto bumi. Sampel batuan bulan yang diteliti diperoleh dari misi Apollo 1972
Ilustrasi proses pembentukan bulan yang didasarkan pada teori bahwa tubuh bulan terbentuk dari bebatuan yang berasal dari proto bumi. Sampel batuan bulan yang diteliti diperoleh dari misi Apollo 1972 (nationalgeographic.com)

Diterjemahkan dari geologypage.com, sebuah kajian ilmiah terbaru yang dipublikasikan tanggal 29 April 2019 dalam jurnal Nature Geoscience, turut berkontribusi dalam penelitian ini, Shun-ichiro Karato seorang ahli geofisika dari Universitas Yale, yang juga menjelaskan kajian ini.

Kuncinya adalah di awal ketika proto Bumi terbentuk, sekitar 50 juta tahun setelah matahari lahir, dilingkupi oleh samudera magma yang panas, sementara objek yang menubruk Bumi muda kala itu sangat mungkin terbentuk dari material solid. Karato dan rekan-rekannya bersiap untuk menguji sebuah model terbaru yang didasarkan pada peristiwa tubrukan antara proto Bumi yang dibungkus lautan magma dengan benda angkasa yang solid itu.

Model simulasi menunjukkan bahwa pasca tubrukan, lautan magma Bumi menjadi lebih panas dibandingkan dengan benda angkasa yang menubruknya. Volume magma kemudian meningkat lalu terlepas ke angkasa dan membentuk bulan, jelas para peneliti. Tidak heran bila kemudian terdapat banyak material dari Bumi di permukaan bulan. Model simulasi yang sebelumnya tidak mencakup perbedaan temperatur panas antara unsur silikat proto Bumi dan benda angkasa yang menghantamnya.

“Pada model kami, sekitar 80% tubuh bulan terbentuk dari material proto Bumi,” jelas karato, seorang peneliti yang telah melakukan kajian mendalam terhadap komposisi kimia dari magma proto Bumi. “Kebanyakan dari model sebelumnya menyatakan bahwa 80% tubuh bukan terbentuk dari material benda yang menabrak. Hal ini sungguh-sungguh berbeda”.

Karato mengungkapkan bahwa permodelan terbaru mengonfirmasi teori sebelumnya mengenai bagaimana bulan tercipta, tanpa perlu menguraikan syarat peristiwa tubrukan tersebut yang tidak konvensional, sesuatu yang para pengemuka teori harusnya lakukan hingga saat ini.

Demi penelitian ini, Karato melakukan uji kompresi terhadap material silikat cair. Sebuah tim dari Institut Teknologi Tokyo dan RIKEN Center for Computational Science juga membantu mengembangkan permodelan komputer untuk memperkirakan bagaimana material dari peristiwa tubrukan tersebut dapat berubah menjadi bulan.

Peneliti utama kajian ini adalah Natsuki Hosono dari RIKEN. Rekan peneliti lainnya adalah Junichiro Makino dan Takayuki Saitoh.

 

Diterjemahkan dari artikel berjudul Magma Is The Key to The Moons Makeup dalam geologypage.com

Post a Comment

0 Comments