Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Apa itu Astrogeologi? Penjelasan, Asal dan Objek Studinya

Astrogeologi memiliki kesamaan dengan studi mengenai Bumi dengan segala materi yang menyusun dan dinamikanya, hanya saja objek yang dipelajari adalah benda-benda angkasa yang ada di sistem tata surya. Bidang studi ini terkadang juga dikenal dengan nama lain seperti geologi planet, eksogeologi atau xenogeologi. Ada sedikit banyak data yang tersedia dalam mempelajari planet lain, sama seperti mempelajari Bumi, namun situasi ini tidak menghentikan para ahli untuk menggali lebih dalam rahasia mengenai objek-objek yang tersebar di tata surya.

Bidang studi astrogeologi memiliki istilah-istilah yang khas bagi masing-masing ilmu yang mempelajari setiap objek dalam sistem tata surya. Sebagai contoh heliologi adalah ilmu yang mempelajari mengenai matahari, hermeologi mempelajari planet merkurius, cytherology untuk planet mars, selenologi merupakan studi mengenai bulan dan masih banyak lagi istilah lainnya. Astrogeologi juga melingkupi studi mengenai komet serta asteroid.

Terciptanya studi mengenai tubuh-tubuh angkasa ini tidak lepas dari peran seorang geologis sekaligus astronomer ternama, yakni Eugene Shoemaker. Beberapa penelitian dalam bidang astrogeologi mendapat dukungan dari USGS yang merupakan singkatan dari United States Geological Survey (Badan Survei Geologi Amerika Serikat) dan kelompok yang berhubungan dengan eksplorasi angkasa luar seperti NASA. Program Penelitian Astrogeologi didirikan pada tahun 1961 sebagai cabang dari USGS, dengan Eugene Shoemaker yang pada waktu itu berperan sebagai direktur pertamanya.

Setiap objek angkasa dalam sistem tata surya secara saintifik memiliki fitur-fitur geologi yang menarik dan telah dipelajari selama bertahun-tahun melalui pengamatan teleskop dan data-data yang dibawa ke bumi oleh wahana penelitian antariksa. Sebagai contoh, kantung-kantung es beku yang ditemukan di bagian kawah-kawah gelap di planet Merkurius yang super panas. Diyakini bahwa inti planet Merkurius telah melalui fase pendinginan cepat milyaran tahun yang lalu sehingga menyebabkan lempeng planet ini berkerut. Kerutan pada permukaan planet ini dikenal sebagai scarps atau lereng-lereng curam. Karena posisinya yang dekat dengan matahari membuat planet ini memiliki tidal bulges atau distorsi fisik terbesar di antara planet-planet lainnya dalam tata surya.

Rover curiosity yang mengeksplorasi Planet Mars sangat membantu astrogeologis untuk mengetahui kondisi permukaan planet merah ini serta batuan yang membentuknya. Wahana satelit yang mengelilingi Mars juga membuat ilmuwan mengetahui bentuk muka Mars secara luas
Rover curiosity yang mengeksplorasi Planet Mars sangat membantu astrogeologis untuk mengetahui kondisi permukaan planet merah ini serta batuan yang membentuknya. Wahana satelit yang mengelilingi Mars juga membuat ilmuwan mengetahui bentuk muka Mars secara luas (futurity.org)

Hasil penelitian astrogeologi lainnya menemukan bahwa 90% permukaan Venus diselimuti oleh lava basaltis yang merupakan warisan dari aktivitas vulkanik yang sangat tinggi di masa lalu. Planet tetangga Bumi ini memiliki dua dataran tinggi, mirip dengan benua-benua yang ada di Bumi, dengan pegunungan-pegunungan yang lebih tinggi dari Puncak Himalaya.

Planet Mars adalah salah satu planet yang paling menarik perhatian umat manusia karena warna merah khas yang disebabkan oleh berlimpahnya unsur oksida besi pada permukaannya. Pegunungan Olimpus di Mars dengan ketinggian 27 kilometer adalah gunung dengan puncak tertinggi yang diketahui dalam sistem tata surya. Planet Mars berdasarkan beberapa penelitian diketahui memiliki air pada permukaannya di masa lalu, terlihat dari sejumlah alur-alur sungai dan kutub-kutub es yang membeku.

Cytherology adalah salah satu cabang astrogeologi yang secara khusus mempelajari Planet Mars. Salah satu hasil studinya menemukan bahwa Mars dahulu memiliki air di permukaannya, hal ini diketahui dari geomorfologi seperti alur-alur sungai seperti pada gambar
Cytherology adalah salah satu cabang astrogeologi yang secara khusus mempelajari Planet Mars. Salah satu hasil studinya menemukan bahwa Mars dahulu memiliki air di permukaannya, hal ini diketahui dari geomorfologi seperti alur-alur sungai seperti pada gambar (jpl.nasa.gov)

Penjelasan di atas hanyalah sebagian kecil dari pengetahuan astrogeologi yang diketahui oleh para ilmuwan. Para ahli terus menemukan fitur-fitur geologi yang baru dari masing-masing planet dan objek angkasa lainnya dari waktu ke waktu. Ilmu ini selalu berkembang pesat seiring dengan manusia terus mengeksplorasi benda-benda angkasa. Astrogeologi oleh beberapa ahli juga dianggap sebagai ilmu yang menurunkan studi mengenai Bumi, karena ilmu ini mempelajari angkasa luar dan tata surya tempat di mana Bumi terbentuk.

Lebih lanjut mengenai benda-benda angkasa dalam tata surya yang menjadi objek utama dalam astrogeologi, terkadang beberapa istilah sering disalahpahami terutama bagi yang belum mengenal ilmu antariksa. Berikut beberapa definisi lebih lanjut dari tubuh-tubuh angkasa yang perlu diketahui.

Tidak hanya kondisi geologi planet yang menyusun tata surya, astrogeologi juga meneliti benda dan objek angkasa lainnya seperti asteroid dan meteoroid
Tidak hanya kondisi geologi planet yang menyusun tata surya, astrogeologi juga meneliti benda dan objek angkasa lainnya seperti asteroid dan meteoroid (factslist.net)

Asteroid

Asteroid sering disebut juga sebagai planet minor atau planetoid, benda angkasa ini berukuran lebih kecil dibandingkan dengan planet, namun lebih besar jika dibandingkan dengan meteoroid. Asteroid pada umumnya berada di dalam tata surya, tepatnya di bagian dalam orbit Neptunus. Asteroid memiliki perbedaan visual dengan komet, seperti berbentuk tidak beraturan serta memiliki ukuran rata-rata sekitar 1.000 km, umumnya bergerombol dan mengorbit matahari.

Kumpulan dari banyak asteroid ini dikenal sebagai sabuk asteroid. Beberapa asteroid terbentuk dari batuan padat, beberapa juga berupa puing-puing yang saling mengorbit. Rata-rata suhu dari asteroid sendiri adalah minus 73oC. Planet yang memiliki satelit-satelit dari asteroid antara lain Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, dan Neptunus.

Planet

Definisi planet adalah benda luar angkasa yang mengorbit mengelilingi matahari, mempunyai massa dan gravitasi sendiri untuk mengatasi gaya kaku, sehingga berbentuk hampir bulat (hidrostatik). Planet dalam tata surya dibagi menjadi dua kelompok, yakni planet dalam dan planet luar.

Planet dalam merupakan planet-planet yang mengorbit di antara matahari dan sabuk asteroid. Beberapa planet yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah Merkurius, Venus, Bumi dan Mars. Sedangkan planet luar adalah planet-planet yang jalur orbitnya berada di luar sabuk asteroid. Kelompok ini meliputi Jupiter, Saturnus, Uranus dan Neptunus.

Meteoroid

Berbeda dengan asteroid, meteoroid berukuran lebih kecil, dalam beberapa kasus meteoroid adalah pecahan dari asteroid itu sendiri. Namun hal yang membedakan adalah meteoroid tidak terikat oleh gravitasi. Akibatnya meteoroid tidak mengelilingi planet dan hanya melayang bebas di ruang angkasa. Walaupun demikian meteoroid tetap mengelilingi matahari dengan kecepatan yang beragam.

Saat meteoroid tertarik gravitasi bumi dan bergesekan dengan atmosfer, maka gesekan itu akan menghasilkan panas sehingga membakarnya. Meteoroid yang habis terbakar sebelum sampai ke permukaan Bumi disebut dengan meteor. Sedangkan meteoroid yang tidak habis terbakar dan jatuh sampai ke permukaan Bumi disebut meteorit.

Komet

Komet adalah satu dari banyak benda langit yang memiliki kabut tipis dan meninggalkan jejak ketika ia bergerak seakan-akan membentuk ekor, sehingga komet kerap dijuluki bintang berekor. Meskipun demikian, komet bukanlah bintang. Komet terbentuk dari sekumpulan debu yang terkumpul dan membeku saat berada jauh dari matahari. Ketika posisinya mendekati matahari, partikel yang membeku tadi akan menguap dan membentuk bagian kepala dan ekor komet.

Garis edar dari komet sendiri berbeda dengan orbit planet pada umumnya. Beberapa komet memiliki orbit berbentuk elips, sedangkan yang lain umumnya memiliki garis orbit berbentuk parabola. Komet juga mengorbit mengelilingi matahari, namun waktu peredaran komet biasanya lebih lama dari benda angkasa lainnya. Perbedaan lintasan inilah yang menjadikan komet dibagi menjadi dua jenis, komet berekor panjang dan berekor pendek.

Komet berekor panjang memiliki lintasan yang jauh hingga ke zona dingin di angkasa luar. Sedangkan komet dengan ekor pendek memiliki garis lintasan yang pendek dan menyerap gas lebih sedikit. Beberapa contoh komet yang pernah melintasi bumi antara lain komet Halley, komet Mellish, komet Eclipse, komet Bennet, komet McNaught, komet Lovejoy, dan masih banyak lagi.

 

Disadur dari artikel berjudul What is Astrogeology? dalam www.infobloom.com

Post a Comment

0 Comments