Header Ads Widget

Responsive Advertisement

Definisi, Ciri-Ciri dan Rekam Fosil Filum Moluska

Pengantar

Moluska adalah salah satu kelompok hewan yang tingkat keragamannya paling tinggi di dunia, terdapat paling tidak 50.000 spesies hidup (bahkan sepertinya hingga 200.000 spesies). Anggota moluska meliputi organisme yang umum dikenal seperti siput, gurita, cumi-cumi, kerang, keong dan chiton. Selain itu makhluk lain yang jarang diketahui termasuk ke dalam kelompok ini adalah monoplacophora, suatu kelompok hewan yang dahulu diduga telah punah jutaan tahun lalu hingga salah satunya ditemukan pada tahun 1952 di laut dalam lepas pantai Costa Rica.

Amonit adalah anggota dari filum moluska yang telah punah 66 juta tahun yang lalu. Makhluk yang menyintas tiga kepunahan massal ini memiliki tubuh lunak yang terlindungi dalam cangkang yang keras. Cangkang ini yang kerap dijumpai sebagai fosil di masa kini
Amonit adalah anggota dari filum moluska yang telah punah 66 juta tahun yang lalu. Makhluk yang menyintas tiga kepunahan massal ini memiliki tubuh lunak yang terlindungi dalam cangkang yang keras. Cangkang ini yang kerap dijumpai sebagai fosil di masa kini (hakaimagazine.com)

Moluska adalah suatu filum organisme yang seluruhnya memiliki tubuh lunak, yang secara khusus terdiri dari dua bagian tubuh utama, yakni kepala dan kaki. Seringkali tubuhnya dilingkupi dengan suatu eksoskeleton yang keras, seperti yang dijumpai pada siput dan kerang, atau dalam bentuk susunan plat seperti pada chiton.

Sebagai bagian dari hampir seluruh ekosistem yang ada di Bumi, moluska dianggap sebagai anggota yang sangat penting bagi banyak komunitas ekologis. Keberadaannya tersebar mulai dari puncak-puncak pegunungan di darat hingga ke sumber-sumber hidrotermal dan celah-celah dingin di laut dalam. Kelompok ini juga memiliki beragam bentuk, mulai dari cumi-cumi raksasa berukuran 20 meter hingga aplacophoran berukuran mikroskopik yang hidup di antara butiran pasir.

Organisme ini tidak diragukan lagi berperan penting juga sepanjang sejarah umat manusia, sebagai sumber makanan, perhiasan, perkakas hingga peliharaan. Sebagai contoh, di pesisir Pasifik wilayah Kalifornia, masyarakat asli Amerika mengkonsumsi abalon, khususnya jenis owl limpet, dalam jumlah besar. Namun, dampak konsumsi penduduk asli Amerika terhadap kerang-kerangan tidak bisa dibandingkan dengan penangkapan secara berlebihan yang dilakukan Amerika Serikat sekitar tahun 1960an dan 1970an.

Moluska juga memiliki jejak fosil yang sangat kaya dan panjang dalam sejarah Bumi, fosil purba kelompok ini dapat ditelusuri hingga 550 juta tahun yang lalu. Hal ini membuat moluska menjadi salah satu organisme penanda waktu geologi secara relatif yang umum digunakan oleh para ahli paleontologi dalam mempelajari sejarah kehidupan di Bumi.

Sistematika atau Taksonomi Moluska

Sistematika moluska hingga saat ini masih terus berubah-ubah. Seperti yang diperlihatkan dalam kladogram berikut, sistematika pada hubungan beberapa kelompok utama moluska masih belum ditetapkan. Politomi yang terlihat menunjukkan kelompok-kelompok moluska mana yang saling memiliki hubungan paling dekat yang hingga kini masih diperdebatkan.

Namun jenis-jenis data baru dan analisis yang lebih luas dan modern pada moluska masih terus dikaji dari waktu ke waktu. Diagram relasi antar moluska yang baku (seperti chepalopoda, scaphopoda dan gastropoda) di bawah ini merupakan penemuan terbaru dari para ahli.

Taksonomi dari filum moluska yang terbagi menjadi ke beberapa kelas. Di antaranya yang cukup familiar seperti gastropoda (siput, bekicot); bivalvia (remis, tiram); cephalopoda (gurita, cumi-cumi)
Taksonomi dari filum moluska yang terbagi menjadi ke beberapa kelas. Di antaranya yang cukup familiar seperti gastropoda (siput, bekicot); bivalvia (remis, tiram); cephalopoda (gurita, cumi-cumi) (ucmp.berkeley.edu)

Morfologi

Di luar tingkat diversitasnya yang luar biasa, semua moluska memiliki beberapa karakter unik serupa yang menyusun bentuk tubuhnya. Struktur tubuh moluska secara umum terdiri dari sebuah kepala, sebuah kaki dan sebuah massa viseral. Seluruh bagian ini ditutupi oleh sebuah mantel (yang juga dikenal dengan nama pallium) yang mensekresikan cangkang. Pada beberapa kelompok, seperti siput (tanpa cangkang) dan gurita, struktur mantel menghilang dalam proses evolusi, sementara pada kelompok lain cangkang digunakan untuk berbagai kegiatan, salah satunya untuk respirasi/pernapasan.

Struktur tubuh moluska secara umum terdiri dari sebuah kepala, sebuah kaki dan sebuah massa viseral. Seluruh bagian ini ditutupi oleh sebuah mantel (yang juga dikenal dengan nama pallium) yang mensekresikan cangkang
Struktur tubuh moluska secara umum terdiri dari sebuah kepala, sebuah kaki dan sebuah massa viseral. Seluruh bagian ini ditutupi oleh sebuah mantel (yang juga dikenal dengan nama pallium) yang mensekresikan cangkang (www.researchgate.net)

Rongga bukal pada bagian anterior moluska menjadi tempat bagi radula (organ ini tidak ditemukan lagi pada grup bivalvia) – pita bergigi yang ditopang oleh suatu odontofor (organ berotot). Radula umumnya berfungsi untuk melumat makanan. Kaki pada perut digunakan untuk bergerak. Kaki pada moluska bergerak dengan memanfaatkan gelombang otot dan atau bersama dengan silia yang dikombinasikan dengan cairan lendir.

Secara karakteristik, paling tidak pada anggota masing-masing kelompok yang lebih primitif terdapat sepasang insang atau bahkan lebih (organ ini disebut ctenidia) yang terletak di dalam rongga posterior (atau rongga palial) atau pada posterolateral groove yang melingkupi kaki. Rongga palial secara khusus menjadi tempat bagi sepasang sensor osphradia (untuk membau) serta menjadi ruang bagi ginjal, kelenjar kelamin dan anus membuka.

Moluska merupakan hewan dengan karakter tubuh selomata: rongga tubuh utama melingkupi organ jantung; meskipun peran selomata pada moluska berkurang dan digantikan dengan ginjal, kelenjar kelamin dan perikardium.

Sejarah hidup dan ekologi

Moluska dapat ditemukan di hampir semua habitat yang ada di muka Bumi, dimana makhluk ini sering menjadi organisme yang paling mencolok di antara yang lainnya. Moluska paling banyak dijumpai di lingkungan laut, mulai dari daerah pasang surut hingga bagian laut yang paling dalam, namun beberapa kelompok di antaranya hidup di lingkungan air tawar atau darat. Salah satu hal yang mengagumkan, suatu studi menemukan sekitar 3000 spesies hanya dalam satu lingkungan khusus di zona terumbu karang di Kaledonia Baru. Pada komunitas darat, gastropoda bisa dapat mencapai tingkat diversitas yang luar biasa tinggi dan berlimpah: sebanyak 60-70 spesies dapat hidup bersama dalam satu habitat.

Kiri: cangkang moluska laut (gastropoda) dengan berbagai ukuran dan ornamen yang unik. Kanan: Horned nerite snail (keong tanduk) organisme yang hidup di air tawar, ornamen dan warnanya yang unik menarik perhatian para penghobi aquascape
Kiri: cangkang moluska laut (gastropoda) dengan berbagai ukuran dan ornamen yang unik. Kanan: Horned nerite snail (keong tanduk) organisme yang hidup di air tawar, ornamen dan warnanya yang unik menarik perhatian para penghobi aquascape (aquariumbreeder.com)

Moluska laut dapat hidup di berbagai macam substrat, termasuk pantai berbatu, terumbu karang, dataran lumpur dan pantai berpasir. Gastropoda dan chiton adalah dua kelompok yang biasanya menjadikan lingkungan dengan susbtrat keras sebagai tempat tinggal. Sedangkan bivalvia umumnya memilih tempat hidup dengan substrat yang lebih halus dimana organisme ini bisa menggali lubang di dalam sedimen.

Kiri: kumpulan cangkang siput laut yang hidup di wilayah pesisir pantai Melasti di Sanur, Bali. Kanan: pelecypoda air payau yang menjadikan muara sungai Opak di pesisir pantai Depok, Yogyakarta sebagai habitatnya
Kiri: kumpulan cangkang siput laut yang hidup di wilayah pesisir pantai Melasti di Sanur, Bali. Kanan: pelecypoda air payau yang menjadikan muara sungai Opak di pesisir pantai Depok, Yogyakarta sebagai habitatnya (dok. pribadi)

Kumpulan gastropoda dan bivalvia dalam jumlah besar kerap dijumpai di sekitar ventilasi/cerobong hidrotermal (hydrothermal vents) laut dalam. Hidup pada habitat tersebut atau pada lingkungan disoksik (lingkungan air dengan tingkat oksigen yang sangat rendah) lainnya nampaknya menjadi kondisi plesiomorpik bagi moluska dan beberapa kelompok luarnya (outgroups). Sebagai contoh, hewan-hewan dalam komunitas cerobong hidrotermal paleozoik termasuk bivalvia, monoplachopora dan gastropoda serta outgroups dari brachiopoda dan annelida.

Pemilihan cara makan yang berbeda-beda pada moluska dipercaya berpengaruh kuat pada evolusi moluska. Perubahan dari cara makan yang sederhana hingga ke cara yang lain dipercaya merupakan salah satu alasan keragaman kelompok ini. Berdasarkan pemahaman saat ini mengenai hubungan, kelompok moluska awal mencari makan pada permukaan keras organisme lain (cangkang, karapas, dsb) dan detritus. Cara makan tersebut bisa secara selektif atau tidak, dan biasanya melingkupi alga, diatom, selaput cyanobacteria dan lumut, atau koloni hewan mikroskopik lainnya pada permukaan cangkang hewan besar. 

Moluska pemakan tumbuhan yang sejati secara relatif cukup langka dan terbatas hanya pada kelompok polyplacophorans dan sedikit anggota dari kelas gastropoda. Pada umumnya chaetodermomorph, aplacophoran, monoplacophora dan scaphopoda memakan protista dan atau bakteri, sementara neomeniomorph aplacophoran mengonsumsi cnidarian. Cephalopoda kebanyakan memiliki karakter aktif sebagai predator, sama seperti beberapa jenis gastropoda, sementara anggota chiton dan bivalvia septibranch menangkap microcrustacean. Sebagian besar bivalvia merupakan pemakan material organik yang mengapung maupun yang berada di dasar. Bakteri, protista serta diatom adalah beberapa jenis organisme yang menjadi makanan bagi bivalvia.

Rekam Jejak Fosil

Hingga saat ini genus moluska merupakan salah satu metazoa tertua yang diketahui. Bebatuan Pra-Kambrium Akhir di selatan Australia serta wilayah Laut Putih di Rusia bagian utara mengandung fosil hewan dengan bentuk tubuh simetris bilateral, bersifat bentik dan bercangkang satu (univalvia), yakni Kimberella, yang menyerupai kelompok Moluska. Organisme moluska sejati paling awal adalah helcionelloid yang ditemukan dari batuan dari Ediacaran Akhir (Vendian). Coeloscleritophora juga muncul pada Zaman Kambrium Awal.

Sebagian besar kelompok yang sama, termasuk gastropoda, bivalvia, monoplacophora dan rostroconch mulai muncul sejak Kambrium Awal, meskipun cephalopoda baru pertama kali muncul di Kambrium Awal, polyplacophoran di Kambrium Akhir dan Scaphopoda di Ordivisium Tengah. Pada umumnya kelompok awal hewan-hewan ini memiliki ukuran tubuh yang kecil (panjang <10 mm ). Sejak Zaman Vendian Akhir hingga Kambrium Awal kelompok ini juga memiliki hanya sedikit kemiripan bila dibandingkan dengan taksa dari Kambrium-Ordovisium (yang kebanyakan tetap bertahan hingga hari ini).

Museum Geologi Bandung menyimpan beragam jenis fosil yang langka dan mengagumkan. Salah satu koleksi moluska purba seperti pada gambar, yakni fosil amonit dan nautiloid dari Maroko. Di sudut lain museum juga bisa dijumpai fosil amonit yang ditemukan di Indonesia, tepatnya di pulau Timor
Museum Geologi Bandung menyimpan beragam jenis fosil yang langka dan mengagumkan. Salah satu koleksi moluska purba seperti pada gambar, yakni fosil amonit dan nautiloid dari Maroko. Di sudut lain museum juga bisa dijumpai fosil amonit yang ditemukan di Indonesia, tepatnya di pulau Timor (Museum Geologi Bandung, dok. pribadi)

Setelah kemunculan awalnya dalam sejarah Bumi, keberagaman taksonomi moluska cenderung rendah hingga Zaman Ordovisium, sementara kelompok gastropoda, bivalvia dan cephalopoda menunjukkan peningkatan yang tajam dalam diversitas. Bivalvia dan gastropoda mengalami peningkatan keragaman selama Panerozoikum, dengan beberapa anggotanya berkurang relatif sedikit di kepunahan massal Akhir Permian dan Kapur Akhir. Diversifikasi cephalopoda menjadi lebih bervariasi selama Panerozoikum, meskipun kelompok yang tersisa (seperti monoplacophora, rostroconch, polyplacophoran dan scaphopoda) tetap memiliki diversitas yang rendah sepanjang Panerozoikum atau bahkan mengalami kepunahan.

 

Sumber:
The Mollusca: Sea slugs, squid, snails, and scallops

Post a Comment

0 Comments