Danau modern di masa kini didominasi oleh danau air tawar. Danau air
tawar terbentuk mulai dari daerah ekuator hingga kutub (Bohacs et al. 2003),
beberapa di antara danau air tawar menjadi salah satu danau dengan area terluas
dan terdalam di dunia saat ini. Endapan lakustrin danau masa lampau yang berukuran
relatif sama dengan danau masa kini dapat dikenali melalui data stratigrafinya,
umumnya lapisan lakustrin yang berasal dari Zaman Devon hingga Neogen.
10.2.1 Hidrologi danau air
tawar
Danau secara relatif merupakan suatu tubuh air yang statis, tidak
terdapat gelombang yang dihasilkan oleh aktivitas pasang surut ataupun
sirkulasi lautan (cf. lautan). Gelombang biasanya terbentuk ketika angin
bertiup ke atas permukaan air. Namun, karena ukuran danau umumnya relatif
terbatas menyebabkan jarak tempuh gelombang juga menjadi terbatas, sehingga
tidak akan terbentuk ombak berukuran besar seperti yang dijumpai di samudera
lepas. Arus yang dihasilkan oleh angin dapat mencapai kecepatan 30cm s-1
(Talbot & Allen 1996), khususnya pada daerah bercelah/berlembah sempit, sehingga
menyebabkan angin terkonsentrasi karena bentuk topografi tersebut. Namun, arus
yang terbentuk karena angin di danau dianggap lemah untuk menggerakkan material
apapun kecuali sedimen lanau dan pasir halus. Arus ini tidak akan mampu untuk
mendistribusikan kembali sedimen-sedimen kasar. Arus dan juga gelombang kecil yang
terbentuk di atas permukaan danau ini mempengaruhi bagian atas tubuh air secara
keseluruhan. Efek osilasi atau guncangan air danau akan berkurang seiring
dengan bertambahnya kedalaman. Dengan begitu, air danau pada kedalaman 10m
hingga 20m tidak akan terpengaruhi oleh gelombang maupun aktivitas arus air
apapun. Kondisi ini menyebabkan terbentuknya perlapisan dalam air danau (lake
water stratification), yang teramati dari munculnya perbedaan temperatur,
densitas dan unsur kimia antara tubuh air di bagian atas dan bagian bawah.
Permukaan danau yang disinari matahari menyebabkan temperatur air
danau yang menjadi hangat. Suhu hangat ini dipertahankan oleh tubuh air dan
digunakan untuk memperoleh kestabilan temperatur yang bervariasi secara
bertahap sesuai dengan musim. Sirkulasi air yang terbatas menyebabkan tubuh air
bagian bawah tetap konstan pada temperatur yang rendah. Pembagian jenis sifat
air danau ini dikenal sebagai epilimnion,
yakni tubuh air bagian atas yang bertemperatur hangat dan hypolimnion, yakni tubuh air bagian bawah yang bertemperatur
dingin. Keduanya dibatasi oleh suatu zona dimana terjadi perubahan suhu yang
disebut termoklin (gambar 10.3).
Seperti yang diketahui densitas air murni memiliki suhu di atas 4oC,
densitas air akan berkurang seiring bertambahnya temperatur. Kondisi ini yang
mendasari terjadinya perlapisan (stratification)
pada tubuh air, yakni perbedaan densitas yang dipengaruhi oleh perbedaan
temperatur. Oleh karena air hangat berdensits rendah berada di atas air dingin
berdensitas tinggi, maka terjadi kestabilan dalam air danau (Talbot & Allen
1996).
Gambar 10.3 Perlapisan akibat temperatur (thermal stratification) pada danau air tawar menghasilkan secara umum dua jenis perlapisan, yakni lapisan atas (epilimnion) yang kaya oksigen dan lapisan bawah (hypolimnion) yang bertemperatur lebih dingin dan minim oksigen. Sedimentasi pada danau dikontrol oleh perlapisan akibat densitas air di bagian atas dan bawah termoklin |
Gangguan pada permukaan danau akibat gelombang dan sirkulasi air pada
zona epilimniom menyebakan zona ini menerima oksigen melalui kontak langsung
dengan udara. Sedangkan setiap unsur oksigen pada zona hypolimnion dengan cepat
diserap oleh aktivitas bakteri aerobik. Sirkulasi yang terbatas pada zona ini
juga akan menyebabkan oksigen tidak bertambah kembali ke dalam lapisan ini
sehingga menyebabkan kandungan oksigen terlarut menjadi sangat terbatas.
Kondisi ini menciptakan lingkungan anaerobik
(nihil oksigen) di dasar danau dan membawa dua konsekuensi penting. Pertama,
setiap material organik yang jatuh melalui kolom air ke dasar danau tidak akan
mengalami pembusukan akibat proses aerobik yang secara normal memicu
dekomposisi jaringan tanaman dan hewan. Jika sejumlah besar material sisa
tanaman terbawa ke danau, maka akan berpeluang terbentuknya lapisan batubara
detrital (18.7.1). Sisa-sisa jaringan alga atau bakteri yang hidup di danau
juga akan terakumulasi dan membentuk suatu lapisan kaya unsur organik. Pada
proses selanjutnya akumulasi tersebut dapat membentuk batubara sapropelik atau batuan
induk (source rock) minyak dan gas
(18.7.3). Akibat kedua dari kondisi anaerobik di dasar danau adalah terciptanya
suatu lingkungan yang tidak mendukung suatu organisme untuk hidup. Hampir tidak
ada makhluk hidup yang dapat bertahan hidup di lantai atau permukaan sedimen
dasar danau, sehubungan dengan kondisi anaerob yang terbentuk. Sehingga tidak
akan dijumpai bioturbasi yang merusak lapisan sedimen asal.
10.2.2 Deposit material klastik
pada pinggiran danau
Pada saat sungai kaya material sedimen bermuara pada suatu danau,
kecepatan air akan berkurang secara drastis dan membentuk delta yang tersusun
atas material kasar pada mulut sungai tersebut. Bentuk dan proses yang
berlangsung pada delta danau akan terlihat serupa dengan yang terjadi pada delta
yang didominasi oleh sungai (river-dominated
delta), dengan kehadiran gelombang
yang mengendapkan kembali (reworking)
sedimen bila angin bertiup di sekitar danau. Karakter dari endapan delta secara
umum dikontrol oleh sifat dari material sedimen yang terbawa sungai, dan biasanya
akan tersusun mulai dari material sangat halus hingga kasar. Morfologi yang
umumnya terbentuk di mulut sungai dalam kondisi ini adalah suatu delta yang
membentuk kipas yang tersusun oleh gravel (gravelly
fan-deltas, 12.4.2).
Jauh dari mulut sungai karakter dari endapan pesisir danau akan yang
terbentuk bergantung dari kekuatan angin yang menciptakan gelombang dan arus
pada cekungan danau. Jika angin yang bertiup lemah, sedimen pada pesisir danau
akan cenderung tersusun atas material berukuran halus tapi solid/padat. Angin
yang membentuk arus pada danau dapat mendistribusikan kembali endapan pasir di
sekitar pesisir danau, dimana pasir tersebut mengalami reworking oleh gelombang air menjadi endapan pasir pantai. Batas fasies lakustrin ini memiliki
kenampakan yang serupa dengan endapan pantai yang terbentuk di sepanjang garis
batas laut lepas.
Ketika kemiringan lereng menuju danau dimana sungai bermuara cukup landai,
maka pada tepian danau akan terbentuk suatu lingkungan dengan kondisi gabungan
antara dataran basah sungai (wet alluvial
plain) dan susunan deposit tepi danau pada umumnya. Batas lingkungan
sekitar danau berupa daerah rawa terkadang diistilahkan sebagai lingkungan palustrin. Tetumbuhan dan hewan-hewan biasanya dijumpai membentuk
ekosistem dalam lingkungan berlahan basah yang dibentuk oleh endapan ini. Pada
area ini juga endapan sedimen akan mengalami perubahan akibat proses tanah atau
pedogenik, sehingga menjadi endapan dengan tekstur nodular yang terkadang
memiliki unsur karbonatan.
Bersambung..
1 Comments
terimakasih atas infonya
ReplyDelete