Crinoidea atau yang umum dikenal sebagai lili laut karena bentuknya yang menyerupai “setangkai bunga”, meskipun makhluk ini sebetulnya adalah hewan, bukan tanaman.
Diterjemahkan dari geologyin.com (30/09/19), crinoidea adalah salah satu anggota dari kelompok besar hewan laut tidak bertulang belakang yang disebut echinodermata. Anggota echinodermata lainnya adalah bintang laut, bintang ular, timun laut, dan landak laut. Semua hewan masa kini dari kelompok echinodermata memiliki bentuk tubuh simetris pentameral, yang berarti tubuh mereka tersusun dalam pola lima, sebagai contoh, lima lengan pada bintang laut pada umumnya. Crinoidea dapat mempunyai paling sedikit lima lengan, namun biasanya hewan ini memiliki lengan dengan jumlah kelipatan lima.
Crinoidea berasal dari Zaman Cambrian, yang berasal dari leluhur pelmatozoan.
Semua anggota echinodermata dilengkapi dengan lempengan kalsit (ossicles) yang melapisi kulitnya dan membentuk kerangkanya. Hal ini yang membuat permukaan kulit bintang laut terasa kasar ketika disentuh. Kerangka tubuh fosil crinoidea sangat merepresentasikan seperti apa wujud aslinya ketika masih hidup, karena ketika mengalami fosilisasi hanya bagian terluar kulitnya saja yang hilang.
Fosil lili laut atau crinoidea pada batugamping. Terlihat bagian-bagian tubuh makhluk purba ini yang terawetkan dengan baik secara detail (blog.everythingdinosaur.co.uk)
Kerangka tubuh crinoidea biasanya terbagi menjadi empat bagian utama:
Akar, penyedot yang berbentuk pipih, yang membuat crinoidea dapat menancap di dasar laut;
Tangkai, tersusun atas otot-otot, yang berfungsi menopang calyx sehingga dapat berdiri tegak ke atas;
Calyx, bagian tubuh pusat yang berbentuk mangkok, yang berisi organ dalam; dan
Lengan, yang berjumlah lima hingga paling banyak 200 lengan pemakan (dalam kelipatan lima).
Lili laut terbesar mempunyai calyx berukuran besar yang bersama dengan lengan-lengannya dapat memiliki diameter 1,5 m. Bintang bulu (feather star) terbesar memiliki rentang lengan mencapai 35 cm. Crinoidea terkecil berdiameter sekitar 3 cm.
Kebanyakan spesies anggota ini adalah penyaring makanan yang beraktivitas di malam hari (nokturnal). Makhluk ini mengonsumsi plankton serta material organik lainnya.
Ketika mencari makan, crinoidea akan membentangkan tangan-tangannya untuk menyaring air laut yang melewatinya guna menangkap organisme dan material mikroskopis. Mucus, pada kaki berpenyedotnya menjebak mangsanya dan kemudian menyalurkannya ke mulut dengan menggerakkan cilia-nya. Crinoidea mempunyai sistem pencernaan yang berbentuk huruf “U” dengan anus di sebelah mulutnya.
Tidak banyak diketahui mengenai musuh alami ataupun pemangsa dari lili laut, kecuali beberapa jenis ikan dan echinodermata lainnya (khususnya landak laut) yang dikenal sebagai predator terhadapnya. Berdasarkan observasi, diketahui beberapa lili laut merangkak menjauhi landak laut.
Proses reproduksi lili laut, baik jantan dan betinanya berlangsung di dalam air. Telut-telurnya akan menetas dan membentuk larva yang dapat berenang bebas. Larva lili laut tidak butuh makan dan hanya berdiam di dasar laut dalam beberapa hari. Setelahnya, larva akan mengalami metamorfosis menjadi bentuk dewasa dalam waktu 8 hingga 12 bulan. Beberapa spesies menetas dalam bentuk dewasa, sementara crinoidea jenis lainnya tetap membawa telur dalam lengan-lengannya hingga menetas.
Crinoidea sejati mulai muncul selama Zaman Orodvisium Bawah (sekitar 461 – 444 juta tahun yang lalu). Hewan ini lalu mengalami peningkatan jumlah selama Zaman Devon (416 – 359 juta tahun yang lalu). Makhluk invertebrata ini hampir mengalami kepunahan di akhir Masa Paleozoikum, tepatnya saat kepunahan masal Permian terjadi, namun jumlahnya kembali pulih dan berkembang kembali selama Masa Mesozoikum, tepatnya di Zaman Trias dan Jurasik (251 – 145 juta tahun yang lalu). Populasi crinoidea menurun drastis di Zaman Kapur hingga tidak ditemukan jejaknya lagi di Kala Tersier. Lebih dari 6.000 spesies fosil berasal dari lebih 800 genus crinoidea hingga kini telah berhasil dideskripsikan.
Di masa kini, terdapat hampir 600 spesies crinoidea hidup yang diketahui; kebanyakan dari kelompok bintang bulu yang dapat berenang bebas atau komatulida yang hidup di dasar laut dangkal. Sekitar 80 spesies lili laut bertangkai hanya dapat dijumpai hidup di laut dalam di zaman sekarang.
Hewan purba ini berhasil bertahan hidup selama jutaan tahun sehingga disebut sebagai fosil hidup. Lili laut modern masih umum dijumpai di berbagai lautan di belahan dunia (http://www.fksa.org)
Crinoidea adalah makhluk yang sangat berhasil bertahan hidup sepanjang Masa Paleozoikum. Kelompok hewan ini memiliki jumlah yang berlimpah dan sangat beragam selama Sub-periode Mississippian (359 – 323 juta tahun yang lalu) ketika beberapa benua masa kini berada di dasar samudera. Fosil crinoidea dapat di temukan dalam Lapisan batugamping tebal di seluruh Amerika Utara dan Eropa.
Diterjemahkan dari artikel berjudul Crinoids: The Fossils That Inspired 'Alien' dalam geologyin.com
1 Comments
terima kasih tuk infonya
ReplyDelete